Tidak ada manusia di dunia yang bisa hidup seorang diri, sebagaimana nabi Adam alaihis salam yang sedari awal penciptaannya Alloh taala jadikan pendamping baginya yaitu Ibunda Hawa yang darinya lahir bersuku suku berbangsa bangsa. Berbahagialah mereka yang memiliki keluarga dan karib kerabat karena bersama merekalah sejarah kehidupan terus ditorehkan.
Sejarah emas kehidupan yang tentu di harapkan semua insan akan tetapi ternyata apa yang di harapkan berbeda dengan kenyataan; banyak konflik persaudaraan yang di dapatkan bahkan satu dengan yang lainnya saling bermusuhan bahkan terjadi peperangan antar individu, suku bahkan bangsa tak berkesudahan.
Kita wajib bersyukur karena Alloh telah menganugerahkan iman yang dengannya persaudaraan menjadi kuat karena dengan iman kita tidak akan pernah menilai manusia karena warna kulit, etnis, harta dan tahtanya akan tetapi kita di satukan dengan iman yang tertanam didalam dada.
Dulu suku Aus dan khojroj telah berseteru selama 120 tahun lamanya ketika sibghoh (warna) Islam telah masuk kedalam hati maka semua menjadi saudara yang satu dengan yang lainnya saling menguatkan bahu membahu membangun peradaban cemerlang dan di contoh oleh seluruh manusia di jagat raya.
Karena manusia punya hati yang selalu berubah ubah maka tarbiyyahlah yang sangat berperan penting untuk terus mengingatkan dan menjaga agar persaudaraan tetap kokoh sehingga menghasilkan produktifitas karya karya fenomenal dalam peradaban umat manusia.
Ukhuwwah berlandas iman dan tarbiyyah berkelanjutan akan menjadikan setiap jiwa jiwa tertambat dengan persaudaraan hakiki yang akan menjadikan soliditas komunitas global yang tak akan pernah lelah dan tak akan pernah kalah untuk terus menebar rahmat Islam bagi semesta
Baarokalloh fikum.
KangGuru. H. Uus Mauludin