MELATIH KEDEWASAAN

بسم الله الرحمن الرحيم

Benih kedewasaan itu sudah ada sejak lahir tapi apakah dia akan terus tumbuh berkembang karena terus di latih sehingga benar benar terlatih dan menjadi dewasa dengan sebenarnya atau dia hanya akan tumbuh secara fisik saja (baligh) tapi akalnya tidak tumbuh (aqil). Fisiknya terus bertumbuh tapi jiwa dan fikirnya layu.

Kalimat fa abawaahu dalam rangkaian hadits kullu mauludin yuuladu alal fitrah menunjukan bahwa peran ayah, peran keluarga, peran linkungan, peran sebuah lembaga bahkan sebuah negara sangatlah penting memberikan ruang berlatih kedewasaan kepada siapapun sehingga setiap orang menjadi dewasa yang sebenarnya.

Malcolm Gladwell mengenalkan “Aturan 10.000 Jam” orang-orang mulai mengetahui apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ahli. Bukan bakat, bukan kecerdasan melainkan kemauan untuk melakukan latihan dan pengulangan selama 10-20 tahunlah yang membuat seseorang menjadi ahli
Gladwell sendiri sebenarnya mengutip dari Anders Ericsson – seorang peneliti yang fokus meneliti perbedaan antara seorang ahli dengan seorang amatir.
Kesalahan paling fatal terkait “Aturan 10.000 Jam” ini adalah menganggap bahwa jika kita berlatih mengulang-ulang sesuatu selama 10.000 jam, maka kita akan ahli di sana. Practice makes perfect. Sayangnya, kebenarannya tidak demikian. Tidak sembarang latihan dan pengulangan mengantarkan ke keahlian. Anda perlu melakukan latihan dan pengulangan yang tepat. Dalam istilah Ericsson bukan sekadar practice melainkan deliberate practice – latihan yang terencana. Perfect practice makes perfect.

Dalam tradisi ulama sebenarnya sudah di gambarkan sebagai berikut;


من شب على شيئ شاب عليه
ومن شاب على شيئ مات عليه

Barang siapa diwaktu tumbuh kembangnya membiasakan sesuatu maka dia akan ada pada kondisi itu dan barang siapa ketika masa muda ada dalam kondisi tersebut maka masa tuanya akan ada pada kondisi itu dan barang siapa yang masa tuanya dalam kondisi tertentu maka dia akan mati dalam kondisi tersebut

Ada 7 hal penting yang ingin di tawarkan untuk melatih kedewasaan;

  1. Formulasi
    Apa yang akan menjadi pilihan latihan kedewasaan; Spiritualnya, intelektualnya,intelektualnya leadershipnya atau enterpreneurahipnya kefakaran diri, pilih secara konsisten dan bertanggung jawab

قُلْ كُلٌّ يَّعْمَلُ عَلٰى شَاكِلَتِهٖۗ فَرَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ اَهْدٰى سَبِيْلًا ࣖ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.” Maka, Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
(Al-Isrā’ [17]:84)

  1. Komunikasi
    Semua pilihan pasti akan ada konsekwensinya, bukan hanya siap memilih (knowing) akan tetapi siap melakukan (doing) dan menerima segala konsekwensi
  2. Edukasi
    Bedakan antara Knowing dengan doing karena untuk menjadi fakar bukan hanya knowing-mengetahui sesuatu tapi harus melakukan secara teratur, terukur dan terstruktur untuk memenuhi standar yg telah di tetapkan
    Standar meatiha kedewasaan itu yg harus jelas dan di fahami oleh kedua belah pihak ( antara orang tua dengan anak atau seorang guru dengan muridnya)
  3. Duplikasi
    Lakukan 3 hal penting
    a. Fokus pada standar yang harus di capai
    b. Dapatkan umpan balik (feed back) yang objektif
    c. lakukan analisa apa yang sudah dan apa yang masih salah agar segera diperbaiki (Fix it)

وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”
(At-Taubah [9]:105)

  1. Delegasi
    Berikan panggung dan medan juang untuk mempraktekkan apa yg telah diketahui sehingga menjadi kebiasaan (habit)

قُلْ يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ تَكُوْنُ لَهٗ عَاقِبَةُ الدَّارِۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai kaumku, berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) di akhirat (nanti). Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung.
(Al-An‘ām [6]:135)

  1. Evaluasi
    Lakukan evaluasi berkala sebagai sarana untuk melihat pencapaian pretasi dan up grading ke level selanjutnya yang lebih tinggi
  2. Koordinasi
    Koordinasikan dengan tim agar terus terpantau dinamika personal dan dinamika tim sehingga terpetakan kekokohan diri dan sebuah bangunan tim yang sedang di dirikan dan di kokohkan
    ” Excellence demands effort and planned, deliberate practice of increasing difficulty” ~Anders Ericsson

wallohu ‘alam

*) Ditulis oleh KH. Uus Mauludin, MA