4 PENYAKIT DALAM DAKWAH

@KangGuru KH. Uus Mauludin, MA

Dakwah secara bahasa artinya mengajak, tidak kurang dari 46 kali kata Dakwah terulang dalam Al Quran, Para Nabi dan Para Rasul adalah para Da’i sejati yang telah mengajak ummatnya dari kemusyrikan menuju Tauhid;


مَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّؤْتِيَهُ اللّٰهُ الْكِتٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُوْلَ لِلنَّاسِ كُوْنُوْا عِبَادًا لِّيْ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ كُوْنُوْا رَبَّانِيّٖنَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُوْنَ الْكِتٰبَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُوْنَ ۙ

Tidak sepatutnya seseorang diberi Alkitab, hukum, dan kenabian oleh Allah, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu para penyembahku, bukan (penyembah) Allah,” tetapi (hendaknya dia berkata), “Jadilah kamu para pengabdi Allah karena kamu selalu mengajarkan kitab dan mempelajarinya!”
(Āli ‘Imrān [3]:79)

Karena asbab adanya gerakan dakwah itulah diri, keluarga, kelompok dan ummat ini menjadi mulia;

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
(Āli ‘Imrān [3]:110)

Maka gerakan dakwah adalah sebuah keniscayaan yang tidak berhenti dan tidak boleh padam bagi siapapun yang mengharapkan kebahagiaan dan kemuliaan;

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(Āli ‘Imrān [3]:104)

Akan tetapi seiring perkembangan gerakan dakwah yang di lakukan terkadang seorang Da’i tidak sadar diri telah terjangkit beberapa penyakit;

  1. Orientasi dakwahnya bukan kepada Alloh akan tetapi hanya mencari kesenangan dunia;
    فَاَعْرِضْ عَنْ مَّنْ تَوَلّٰىۙ عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ اِلَّا الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۗ

Tinggalkanlah (Nabi Muhammad) orang yang berpaling dari peringatan Kami (Al-Qur’an) dan hanya menginginkan kehidupan dunia!
(An-Najm [53]:29)

ذٰلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِّنَ الْعِلْمِۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖۙ وَهُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اهْتَدٰى

Itulah kadar pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmulah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
(An-Najm [53]:30)

Bagi kita berilmu bukan hanya untuk ilmu akan tetapi untuk meningkatkan kualitas Iman dan amal, berdakwah bukan untuk mencari uang akan tetapi menyemai iman di setiap lubuk hati manusia karena jika berdakwah mencari uang maka sejatinya bukan dakwah akan tetapi hanya sebatas ngamen di atas mimbar, perpecahan terjadi bukan karena banyak beda pendapat akan tetapi karena banyak beda pendapatan

  1. Merasa diri paling hebat (Ananiyyah)
    Sangat sering ananiyyah (diri merasa paling …jika di banding orang lain) terjadi karena strata pendidikan tinggi, karena memiliki kemampuan orasi dan publik speaking yang bagus, atau karena memiliki ide ide dan performa kepemimpinan yang baik atau sudah mulai viral di media masa, tidak terasa hal hal tersebut menyelinap dalam hati seseorang yang menjadikan dirinya menjadi egois dan merasa paling … di banding dengan orang lain, ini lah yang menjadikan seseorang menjadi takabbur;
    صلى الله عليه وسلم

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)

  1. Figuritas ( wijahiyyah)
    Dakwah yang di lakukan seseorang wajib mengarahkan semua manusia makrifat kepada Alloh dan Rosulnya sehingga mereka siap melaksanakan Islam secara utuh dan sempurna dalam seluruh sisi kehidupan mereka maka dakwah wajib menjadi gerakan bersama, siapapun yang menyampaikan kebenaran wajib di terima dan di hormati tanpa melihat pangkat dan jabatannya
    Keterjebakan seseorang dalam hal ini adalah kebenaran di lihat dari orang yang menyampaikan, jika atas yang menyampaikan maka dengan sangat mudah mentaatinya tapi jika yang lain maka mereka berfikir 1000x, padahal dalam Islam yang di lihat bukanlah orangnya tapi apa yang di sampaikannya, maka kenalilah kebenaran itu berlandas Al Quran dan Sunnah sehingga kita tidak terjebak pada like and dislike pada orang sehingga ketika sudah suka (like) semua apa yang di ucapkan dan dilakukannya seakan benar tanpa cacat tapi ketika tidak suka (dislike) apapun yang di lakukannya menjadi salah
    وعين الرضى عن كل عيب كليلة
    وعين السخت تبدئ المساوى
    Cara pandag dengan penuh ridho akan menjadikan segala aib tersembunyi
    Cara pandang dengan penuh kebencian akan menjadikan seluruh keburukan nampak jelas terlihat
    Dalam bahasa sehari hari kita biasa mendengar tai kotok rasa coklat
    Berikan keridhoan itu pada Alloh, Rosul dan Isam sebagaimana yang biasa kita katakan
    رضيت بالله ربا وبالاسلم دينا وبمحمد نبيا ورسولا
    Semua manusia pasti punya kelebihan dan kekurangan kecuali Rasulloh shallallohu alaihi wasallam maka cintailah siapa saja sewajarnya dan bencilah siapa saja sewajarnya karena hati manusia berubah ubah dan hanya Alloh taala yang mengetahuinya
  2. Fanatik kelompok berlebihan ( Ashobiyyah Jahiliyyah)
    Banyak orang yang menganggap ahwa dirinya sedang memperjuangkan Islam padahal dirinya hanya memperjuangkan kelompoknya saja, mereka merasa sedang memperjuangkan Islam padahal justru mereka yang memecah belah Islam dari dalam, siapakah mereka itu?
    مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكَانُوْا شِيَعًا ۗ كُلُّ حِزْبٍۢ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ
    (yaitu) orang-orang yang memecah-belah agama mereka589) sehingga menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka.
    (Ar-Rūm [30]:32)

Semoga kita terhindar dari penyakit penyakit dakwah dan semoga kita menjadi para Da’i Robbani yang istiqomah menegakkan Islam, mengokohkan NKRI dan menebar rahmat Islam bagi semesta. Aamiin