Oleh Sabar, M.Pd.
Yayasan Bunyan Auladia Cemerlang melalui direktorat pendidikan Islam merilis konsep pendidikan Interventif untuk para orang tua siswa dan guru Pondok Pesantren dan Sekolah Bunyan Indonesia. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga sesi, yaitu tanggal 19, 22, dan 23 Oktober 2022. Sebagai pembicara utama adalah Ustadz Zamzam Muharamsyah, Lc, M.Si. selaku Kepala Bidang Kurikulum Sekolah Bunyan Indonesia.
Kegiatan seminar selama tiga hari ini diikuti 335 orang tua siswa/santri yang terdiri dari 94 ayah dan 241 Bunda.
Ustadz Saepuloh, S.Pd.I dalam sambutan pembukaan seminar interventif mengatakan“Bapak ibu adalah pelaku utama, tokoh utama/lakon utama dalam pendidikan anak yang mengintervensi, menguatkan semua dalam tumbuh kembang anak”. Beliau menambahkan bahwa orangtua dan anak-anak harus satu suhu, satu irama, satu harmoni walaupun kegiatannya berbeda.
Pada hari ke dua, Ketua Yayasan Bunyan Auladia Cemerlang Ustadz Uus Mauludin, MA mengatakan bahwa Perjalanan Bunyan sudah hampir 12 tahun, secara bertahap kita membumikan sistem yang ada. Jika Model Sistem Pendidikan Bunyan yang ada terus kita monitoring gan kita evaluasi untuk terus ditingkatkan. Karena model sistem pendidikan Bunyan ini sudah mendapatkan apresiasi dari para profesor di dunia pendidikan, artinya model sistem pendidikan yang sedang kita terus kembangkan adalah diantara model sistem pendidikan yang diperhitungkan. Pesantren dan sekolah Bunyan merasakan bahwa idealisme itu tidak bisa dilakukan satu arah -pesantren atau sekolah saja- tetapi harus diterapkan semua pihak.
Apa itu Pendidikan Interventif?
Ustadz Zamzam Muharramsayah, Lc, M.Si. dikutip dari Bunda Dra.Djauharah Bawazir, Psi, M.Pd.C.Ht. menjelaskan yang dimaksud pendidikan interventif adalah Pendidikan agama Islam yang diintegrasikan dalam Pendidikan informal di rumah. Pendidikan agama Islam di rumah yang bukan sekedar melaksanakan ritual peribadatan. Pendidikan yang mengacu pada pemeliharaan fitrah anak yang memiliki potensi sebagai hamba Allah dan calon khalifah Allah.
Kenapa Pendidikan Interventif?
Konsep pendidikan interventif ini hadir untuk menjawab berbagai kondisi saat ini. Kondisi orang tua hari ini yang merasa bingung, khawatir, takut, dan tidak peduli. Orang tua bingung bagaimana cara mendidik anak, bingung mengetahui akan seperti apa anak akan dididik. Khawatir bagaimana nanti anaknya besar nanti, khawatir tidak mampu mendidik anak dengan baik. Orang tua takut akan masa depan anaknya, takut tidak mampu membiayai kehidupan anak. Tidak sedikit pula orang tua yang tidak peduli dengan kondisi anaknya, sehingga anak melampiaskan kegiatannya ke hal-hal yang kurang produktif dan cenderung ke arah hal yang negatif.
Kondisi keluarga hari ini sepi, kering, dingin dan lemah. Sepi, kedua orang tua kerja mencari nafkah sementara anak di rumah anak hanya dibimbing oleh pembantu rumah tangga. Setelah malam orang tua baru pulang dari tempat kerja dan praktis tidak ada komunikasi antara orang tua dan anak. Kering, tidak ada kehangatan antara orang tua dan anak. Kondisi keluarga kita lemah karena orang tua tidak mampu melindungi keluarga nya.
Kondisi anak hari ini diabaikan, tidak dipahami orangtua nya, tidak terarah, dan baligh tetapi tidak aqil.
Pendidikan Interventif Sekolah Bunyan Indonesia
Dengan pendidikan Interventif ini sekolah ingin membantu menjadikan orang tua yang baik. Orangtua yang baik bukan hanya baik untuk dirinya sendiri, tetapi orang tua yang siap menjadi pendidik peradaban. Bukan orangtua yang targetnya setelah lulus hanya siap untuk kerja di perusahaan, atau mampu membantu orangtua.
Untuk menjadi orangtua yang baik diperlukan pembinaan Islam untuk orangtua. Islam yang bukan sekedar ritual ibadah, tetapi Islam yang mampu menjadi peradaban yang maju.
Sehingga tujuan akhir dari pendidikan Interventif ini adalah menjadikan orangtua yang baik, keluarga yang baik, dan anak-anak yang baik. (SBR)