Mesin Jahit

Bila mendengar kata mesin jahit, pasti yang terbayangkan dibenak kita adalah mesin biasa untuk menjahit baju. Ya, memang itulah fungsinya. Suara yang tak pelan akan terdengar bila mesin itu dijalankan, dengan bantuan tangan yang membantu memutar dan kaki yang menekan. Itulah mesin jahit dirumahku.

Mesin yang menjadi kenangan penuh rindu dan bermakna. Ia telah ada dirumahku bertahun tahun lamanya. Ia menjadi andalan bila salah satu pakaian memerlukan jahitan. Memang fungsinya tak jauh berbeda dengan mesin jahit pada umumnya. Namun, ia berbeda karena menjadi saksi bisu dalam merekam kenangan dalam mengambil nilai arti kehidupan.

Sangat tak mengherankan lagi bila tas, baju seragam ataupun yang lainnya sudah tak secantik pertama memilikinya. Pasti dengan tangan-tangan orangtuaku akan berusaha memperbaikinya tentunya dengan bantuan mesin jahit andalan. Maka disinilah ku menemukan arti kesederhanaan.

Ketika mesin jahit sedang dijalankan oleh orangtuaku, terkadang canda tawapun selalu mengiri menambah suasana rumah menjadi hangat. Maka disinilah ku menemukan arti sebuah kebahagiaan, kebahagian yang didapat lewat canda dan tawa. Cukup sederhana namun berkesan.

Pernah suatu hari ketika H-1 masuk sekolah, seragampun masih berwujud kain yang belum dijadiakan apa apa. Namun, dengan tangan cekatan kedua orangtuaku seragam itu jadi hanya dalam 1 hari. Disini, ku merekam sebuah pengorbanan yang tak bisa terlupakan. Pengorbanan tangan yang memaksanya untuk bisa menjadikan kain itu menjadi seragam. mengukurnya, mengguntingnya, dan menjahitnya. Tak cukup sampai disitu, mata yang tak lagi seperti dulu menjadikan mereka harus rela kelelahan menggunakan kacamata karena mereka mengerjakan sampai malam hari. Akhirnya seragampun jadi. Bila teman yang lain bangga karena menggunakan pakaian yang baru dibelinya. Maka akupun bangga dengan pakaian yang dibuat dari sebuah pengorbanan.

Begitulah sebagian kenangan indah yang tergambar dalam sebuah mesin jahit tua dirumahku. Mendampingi dari masa ke masa. Kini meski tak sesering digunakan seperti dulu. Namun, mesin jahit itu akan tetap menjadi sebuah kenangan indah penuh makna. Saksi dari sebuah perjalanan keluarga kecil dengan penuh kehangatan dan arti nilai kehidupan.


Oleh : Hilyah Nurul Ihsani

Muhafizoh SMAIT Bunyan Indonesia